Bagaimana menyikapi uang THR milik anak?
Lebaran kemarin, anak-anak berhasil mengumpulkan uang THR. Sebelum lebaran, bela-belain membeli tas-tas kecil bentuk unicorn untuk menyimpan uang.
Selama lebaran, saya seolah-olah dilarang menyentuh tas mereka. Katanya, mereka akan menyimpan sendiri uang THR yang diperoleh.
Saya sih tidak apa-apa. Hanya mengingatkan, jangan memakai uang THR untuk membeli cemilan. Anggaran cemilan sudah ada seperti bulan biasanya.
Tapi, ketika kembali ke Mamuju usai libur lebaran, mereka malah sepakat menyerahkan uang THR ke saya.
Akhirnya saya meminta persetujuan anak-anak, uangnya mau disimpan di rumah atau ditabung di rekening. Ternyata mereka memilih simpan saja di rumah. Mungkin mereka ada rencana mau beli sesuatu.
Ngomong-ngomong soal uang THR milik anak, saya jadi ingat penjelasan seorang ustaz.
Beliau menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Kamu dan hartamu milik orang tuamu." (H.R. Ibnu Majah).
Maksudnya adalah bahwa pada hakikatnya tidak ada masalah secara syariat ketika orang tua menggunakan uang milik anaknya. Justru anak yang belum baligh tidak boleh mengelola harta sendiri.
Dalam tafsir Al-Qur'an surat An-nisa ayat 6 juga menjelaskan bahwa harta boleh diserahkan ke anak yang telah RUSYDA atau usia baligh.
Maka jelaslah bahwa orang tua boleh mengelola harta milik anak-anak termasuk uang THR. Kalaupun orang tua ingin menggunakan untuk keperluan pribadi, alangkah baiknya minta izin terlebih dahulu kepada anak. Agar anak merasa dihargai dan secara tidak langsung mengajarkan kepada anak tentang status kepemilikan.
Walaupun uang THR milik anak-anak tidak banyak, sebaiknya tetap dimanfaatkan dengan baik. Bisa untuk kebutuhan anak atau sesuatu yang ingin dibeli oleh anak. Bukan untuk foya-foya dan membeli sesuatu yang tidak perlu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar