Tadi sore, masakan untuk buka puasa sudah siap semua. Ada sayur gulai kacang panjang, tempe goreng tepung, dan ikan balado.
Untuk menu buka puasa ada es buah. Buah yang ada hanya pepaya. Bahan lainnya ada nutrijel rasa melon dan cincau. Tak lupa, ditambah nata de coco (kesukaan Salsa), sagu mutiara, dan biji selasih. Membuat es buah sendiri hasilnya bisa lebih banyak dan bebas mau pakai bahan apa saja.
Saat menjelang sore, Salsa pasti semangat menyiapkan dan mengolah es buah. Dimulai dari memotong nutrijel dan buah pepaya dalam bentuk dadu. Semua bahan yang sudah disiapkan, dipindahkan ke wadah yang lebih besar. Tinggal menambahkan air, susu kental manis-kadang juga saya memakai susu full cream-, dan sirup DHT. Hhmm...segar!
Sebenarnya, pada saat puasa tidak mengubah menu keseharian di keluarga saya. Masakan yang saya masak seperti biasa saja. Hanya, menu seperti es buah, pisang ijo dan jalang kote (pastel) adalah menu yang lebih sering dikonsumsi pada saat buka puasa.
Apalagi saat ini Salsa sudah full puasa, es buah adalah menu andalannya, tak boleh terlewat, hehehe...
Kalau pisang ijo atau kue-kue menurut saya lebih praktis beli diluar, tidak perlu repot, banyak penjual takjil di luar.
Di bulan puasa ini, saya berusaha untuk tidak kalap membeli takjil. Membeli takjil dan memasak harus memperhatikan kebutuhan anggota keluarga. Diperkirakan akan habis dimakan, jadi tidak ada yang tersisa.
Sesuai dengan salah satu esensi puasa itu sendiri adalah 'menahan'. Tentunya bisa menahan dari tindakan berlebih-lebihan terhadap makanan. Jadi bukan sekedar sensasi berpuasa.
Intinya, saya harus sadar sepenuhnya akan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga tidak ada makanan yang sia-sia dan berakhir di tempat sampah.
Dengan demikian, tindakan seperti ini bisa mengurangi sampah rumah tangga yang ada di rumah.
Saya jadi ingat anjuran Rasulullah tentang aturan 1/3 porsi makanan yang tertera pada hadis berikut:
"Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk pernafasan." ( HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Dari hadis tersebut mengajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan.
Hal ini menjadi cambuk bagi saya, untuk bisa mengontrol hasrat makan banyak dan kekenyangan. Kalau tidak bisa ditahan, puasa bukannya lebih sehat, yang ada malah badan 'membengkak', esensi puasa hilang dan gagal mengendalikan hawa nafsu.
Mamuju, 28 Maret 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar