Tempat pertama yang saya kunjungi adalah kecamatan Mapilli, tepatnya di desa Bonne-Bonne.
Untuk menuju sawah, kami menyusuri jalan setapak. Mobil di parkir di ujung jalan. Titik gerdal berpusat di tengah-tengah sawah. Kami harus jalan sejauh 1 km untuk sampai di lokasi.
Di sepanjang pematang, saya sibuk memegang topi sambil berjalan. Angin begitu kencang berhembus. Padahal ada tali pengikat topi yang bisa disangkutkan di dagu. Tapi entahlah kenapa saya malah lebih memilih menekan bagian atas kepala supaya topi tidak terbang ditiup angin, hehehe..
Akhirnya kami sampai di sanggar tani. Kegiatan sudah separuh jalan, didampingi oleh petugas kecamatan.
Saya pun memberi sedikit arahan kepada para petani. Lagi asyik-asyiknya berdiskusi, topi saya terbang membumbung tinggi mengikuti arah angin yang cukup kencang.
Memang, beberapa pekan ini angin selalu kencang, biasa disertai hujan juga. Tapi untung saja, kali ini tidak hujan.
Saya berusaha mengambil topi yang jatuh agak jauh dari sanggar tani. Tapi dengan sigap seorang petani berlari mengambil topi saya.
Dari jauh, saya melihat topi saya sudah basah dan berlumpur. Semakin jelas terlihat kotornya setelah topi ada di tangan. Penuh lumpur. Sudah tidak bisa dipakai. Terpaksa saya simpan dalam plastik.
"Tidak apa-apa Bu, jangan maki pakai topi. Tidak jahat ji matahari di sini" sahut salah satu petani. "Iye pak, cuma matahari kok, masa takut" kata saya sambil tertawa.
Padahal dalam hati saya bingung, mau pakai pelindung apa menuju titik lokasi berikutnya. Matahari terasa menggigit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar