Passandeq Ulung
Perahu Sandeq Dokumen pribadi |
Rasa haru dan bangga sebagai orang mandar ikut menyemat di hati saya ketika even Sandeq Race berlangsung. Sandeq adalah perahu tradisional suku Mandar yang memiliki bentuk ramping, layar berbentuk segitiga dan tanpa mesin. Walaupun tanpa mesin, perahu ini dianggap sebagai salah satu perahu tercepat di dunia. Perahu sandeq bisa berlayar pada kecepatan 20 sampai 30 knot atau sekitar 50 kilometer/jam.
Even Sandeq Race ini diadakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat. Kegiatan ini dilakukan untuk membangkitkan tradisi suku Mandar sekaligus sebagai upaya pelestarian bahari di Sulawesi Barat. Sandeq Race yang diadakan kali ini memiliki rute dari Sulawesi Barat hingga finish di Balikpapan, Kalimantan Timur. Perahu Sandeq yang akan berlomba harus melewati tujuh etape, dimulai dari Pelabuhan Tanjung Silopo, Polewali Mandar, meuju Deking Sendana Majene, menyebrang ke Pulau Ambo kemudian Pulau Salissingan hingga mencapai Balikpapan.
Namun sayang, kedatangan para passandeq di Pantai Manakarra Mamuju pada hari Sabtu lalu tidak bisa saya saksikan. Padahal jarak rumah dengan Areteri, dimana Sandeq akan berlabuh sangatlah dekat. Hujan deras menghalalagi keinginan saya untuk ikut menyaksikan. Passandeq disambut dengan suguhan ule-ule' (bubur kacang hijau) dan pisang. Hal ini merupakan tradisi masyarakat Mandar saat menyambut passandeq dari berlayar. Esok harinya, Sandeq mengalami penudaan untuk berlayar. Hal ini disebabkan masih ada beberapa perahu yang mengalami kerusakan dan kehabisan bahan bakar solar utuk perahu "pattonda" (pendamping passandeq). Saya dan ratusan orang lainnya harus cukup puas melihat jejeran sandeq beristirahat di pinggir pantai. Panas terik matahari tidak menghalagi antusias mereka untuk melihat atau berswafoto di sekitar Sandeq. Tak apalah, karena momen ini hanya ada setahun sekali 😁
Hari ini akhirnya passandeq kembali berlayar. Berlayarnya Sandeq seakan membawa kerinduan saya pada Kota Balikpapan. Kota dimana saya dibesarkan mulai dari bayi hingga menyelesaikan pendidikan SMA😊 kemudian menetap di Mamuju untuk mengais rejeki.
Keberanian dan kehebatan passandeq tentu tidak diragukan lagi. Bagaimana menaklukan lautan yang luas hanya dengan menggunakan perahu kecil tipis bak sebilah pisau. Mereka saling bekerja sama mengatur keseimbangan perahu di tengah laut dan membawanya dengan penuh semangat. Semoga perjalanan hingga Balikpapan lancar tanpa ada suatu kendala yang berarti dan kembali ke tanah Mandar dengan selamat tanpa kurang satu apapaun, Aamiin 😇
Dokumentasi pribadi |
Dokumentasi pribadi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar